Yuk share artikel ini agar orang lain ikut terinspirasi!
Mendapat beasiswa keluar negeri adalah impian banyak orang. Kiat apa
yang bisa anda terapkan guna mencapai hal tersebut, dalam proses
wawancara atau hal lainnya. Berikut pengalaman Salwa, yang mendapat
beasiswa ADS dan menempuh pendidikan S2 di Flinders University di
Adelaide antara tahun 2010-2012.
Nama saya cukup singkat, Salwa.
Orang-orang memanggilku Wawa. Saya alumni Universitas Negeri Malang
(dulu IKIP Negeri Malang), jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kini saya
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Kanjuruhan Malang sebagai
tenaga pengajar Bahasa Inggris, saya juga mengajar di Universitas Islam
Negri Malang serta pengajar di IDP Malang. Sebelum menjadi dosen,saya
pernah bekerja sebagai tentor di salah satu lembaga bimbingan belajar.
Pada awalnya saya ragu untuk mendaftar sebagai calon penerima beasiswa,
apalagi beasiswa luar negeri, apalagi status saya masih tenaga pengajar
honorer (belum PNS), sedangkan umur telah menginjak usia tiga puluhan
dan baru pertama kali mendaftar, apalagi akan banyak pendaftar yang
tentu lebih hebat. Pikiran-pikiran itu terus ada di kepala.
Teringat apa yang dikatakan suami saya waktu itu, “Jangan sampai
cita-citamu dicuri , banyak orang memiliki cita-cita yang baik, namun
padam karena dicuri orang, bahkan banyak pula yang membuang sendiri
cita-citanya”. Kalimat itu membuatku sadar akan pentingnya sebuah
harapan. Saya juga terinspirasi melihat kegigihan beberapa teman yang
akhirnya bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri. Akhirnya, dengan
dukungan orang-orang terdekat terutama keluarga, membuat saya berani
mendaftarkan diri.
Setelah melewati beberapa tahapan.
Alhamdulillah,saya bisa masuk shortlisted. Ibarat menaiki tangga, saya
sudah berada di tengah. Saya tahu ini tidak mudah. “Jika kamu keras pada
hidupmu, maka hidup akan lunak kepadamu, jika kamu lunak pada hidupmu,
maka hidup akan keras kepadamu”. Kata-kata motivasi dari Andre Wongso
itu melecut semangatku untuk terus berusaha.
Kini saatnya
mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai test. Tentu, yang pertama
adalah tes IELTS dan interview. Yang harus dilakukan sebelum tes IELTS
dan interview adalah sering latihan mengerjakan soal-soal IELTS.
Beruntung, karena di kampus diadakan kursus persiapan IELTS untuk para
dosen yang mendapat shortlisted. Ini Memberi kesempatan untuk lebih
mengerti materi yang harus dipelajari.
Membaca buku-buku tentang
Australia, menonton film, mengikuti berita dunia. Browsing apapun yang
berhubungan dengan Australia. Seperti, kampus, kota, dan jurusan untuk
study yang saya pilih, adalah persiapan dalam menghadapi interview. Saya
juga memasang peta Australia di tembok kamar. Itu saya sebut sebagai
peta mimpi, kutulis di peta itu, “Kuliah S2 di Australia”. Itu saya
lakukan untuk menvisualisasikan mimpi-mimpi. Sehingga semakin merasa
dekat dan terus memberi autosugesti yang kuat dalam diri saya.
Namun perlu diingat, mental kita juga perlu dipersiapkan. Kesiapan
sukses juga harus diimbangi dengan kesiapan untuk “menang” dalam
kegagalan. Yah, bukankah “kesuksesan” dalam menghadapi kegagalan juga
merupakan kesuksesan juga? Seseorang yang “sukses” dalam menjalani
kegagalannya, pasti mereka yang tak pernah lelah untuk mencoba dan
mencoba lagi. Seseorang yang “sukses” dalam kegagalannya, pastilah
mereka yang bisa bersabar. Tinggal diri kita yang bisa mengukur manakah
yang lebih besar? Optimisme dalam meraih kesuksesan atau pesimis dan tak
melakukan apa-apa. Apapun yang telah kita lakukan untuk sebuah
cita-cita adalah sebuah keberhasilan. Siapkan mental! Karena mendapat
beasiswa ke Luar Negeri bukan keinginan biasa, kita harus siap dengan
“harga” yang harus dibayar untuk meraihnya. Kerja keras, kerja cerdas
dan tentu doa yang melandasi semua itu. Juga janganlah pesimis, lakukan
apa yang bisa membuat diri bergerak maju. Maju selangkah ataupun sebagai
lompatan besar dalam hidup, jadikan itu sebagai hal terpenting,
tetaplah fokus pada tujuan. Hargai apa yang kita dapatkan, syukuri,
betapapun kecilnya, jadikan itu sebuah batu lompatan untuk melangkah dan
melangkah lagi.
Lalu tibalah saat pengumuman. Alhamdulillah,
mimpi ini menjadi nyata. Saya benar-benar merasa bersyukur karena
mendapat beasiswa Australian Development scholarship (ADS) ke Australia,
dengan hanya sekali daftar.
Sumber: Radio Australia
====================================================
Luar biasa bukan kisah Salwa? Kamu juga mau kuliah ke luar negeri? Kami
memiliki jurus-jurus rahasia yang termuat dalam buku "Jurus Kuliah ke
Luar Negeri" (JKLN). Bahkan dengan IPK, kemampuan bahasa Inggris, atau
ekonomi pas-pasan, kamu BISA mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri.
Untuk info lebih lanjut, kontak SMS/WA 0813 9095 7172
https://www.facebook.com/inspiraID/posts/1038844336146601:0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar