Nama saya Rini Mayasari. Saya mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah
di University of Waikato, Selandia Baru. Saat ini saya sedang menjalani
tahun kedua program Master of Social Science di Department of
Geography, Tourism, and Environmental Planning. Saya kuliah di Selandia
Baru didukung penuh oleh beasiswa NZ-AS yang dibiayai oleh pemerintah
Selandia Baru. Awalnya, waktu saya kecil, saya tidak pernah bermimpi
untuk kuliah ke luar negeri. Saya berasal dari keluarga sederhana, kedua
orang tua bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan gaji yang
pas-pasan, dan saya punya lima saudara perempuan. Alhasil, semasa kecil
tidak pernah terlintas di pikiran untuk kuliah di luar negeri. Barulah
ketika duduk di SMA, saya terinspirasi untuk mengenyam pendidikan di
luar negeri. Saat itu, saya mendapatkan pelajaran Bahasa Jepang dari
seorang sensei yang pernah kuliah di Jepang. Inspirasi ini membuat saya
dua kali mencoba melamar beasiswa ke Jepang, yang hasilnya saya justru
mendapat beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama setahun.
Hamilton, Selandia Baru
Mendapat kesempatan belajar di Amerika Serikat merupakan salah satu
kesempatan emas bagi saya yang pada akhirnya membuka begitu banyak
peluang. Sepulang dari negeri paman Sam, kemampuan berbahasa Inggris
saya meningkat secara signifikan. Saya yang awalnya sering takut
berbicara dalam Bahasa Inggris pun akhirnya merasa nyaman untuk
berkomunikasi dalam asing tersebut. Ada banyak nilai plus dari
kesempatan belajar di luar negeri selain meningkatnya kemampuan
berbahasa asing. Ketika kuliah baik di Amerika Serikat maupun di
Selandia Baru, saya berkesempatan untuk berkenalan dengan teman-teman
dari berbagai negara dengan bermacam-macam latar belakang budaya dan
usia. Hal ini menambah wawasan saya dan juga memperluas jangkauan
network saya. Selain itu, kuliah di luar negeri juga sangat nyaman
karena kampusnya benar-benar fokus pada layanan untuk mendukung
mahasiswa dengan perangkat laboratorium, teknologi, dan software canggih
dan terkini.
Misalnya, di kampus saya, ada pelayanan Student
Learning dan Tutor di masing-masing fakultas yang dikhususkan untuk
membantu mahasiswa mengerjakan tugas dengan baik, mulai dari diskusi dan
brainstorming, simulasi presentasi, hingga pengecekan grammar sebelum
mengumpulkan tugas. Layanan ini sangat berarti bagi mahasiswa terutama
mahasiswa dari negara-negara non- English speaking yang biasanya
mempunyai kendala dalam menulis Bahasa Inggris secara akademik. Selain
itu, perpustakaan memiliki banyak koleksi buku terbaru yang database-nya
sudah terintegrasi dengan situs yang bisa diakses online, peminjaman
buku pun dapat dilakukan secara online dan mahasiswa akan menerima email
konfirmasi jika buku sudah siap untuk diambil dari perpustakaan, tanpa
perlu repot untuk menyusuri rak-rak buku.
Selain itu, ada
berbagai jenis workshop yang diadakan oleh pihak kampus untuk mendukung
kehidupan akademik mahasiswa, mulai dari cara mereferensi, advance
Microsoft excel dan word untuk penulisan disertasi, dan manajemen waktu,
career support & advice bagi mahasiswa yang siap untuk masuk ke
dunia kerja. Mahasiswa tidak perlu khawatir ketinggalan kuliah di kelas,
kampus sudah menyiapkan perangkat rekam video di ruang kuliah yang bisa
diakses online. Fasilitas ini menurut saya sendiri sangat membantu
untuk mengulang materi yang telah diajarkan ketika di rumah dan ketika
tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
Para dosen
sangat mudah ditemui dan membantu mahasiswa saat menghadapi kesulitan
dalam mengerjakan tugas atau dalam memahami materi kuliah. Mahasiswa
bisa menemui dosen setelah membuat janji via email, pada jam kantornya.
Pihak kampus benar-benar mendukung mahasiswa untuk sukses menyelesaikan
kuliahnya dengan baik. Salah satu hal yang paling saya sukai kuliah di
sini adalah kegiatan di ruang kelas yang selalu memfasilitasi mahasiswa
untuk mengemukakan pendapat dan berperan aktif selama di kelas, sehingga
belajar di kelas tidak terasa membosankan. Namun tentunya mahasiswa
harus sudah membaca materi kuliah terlebih dahulu sebelum kelas dimulai,
agar bisa mengikuti diskusi dan mengemukakan pendapat.
Untuk
kegiatan ekstrakurikuler, biasanya kampus di luar negeri memiliki banyak
organisasi atau perhimpunan untuk menyalurkan minat dan bakat
mahasiswa. Misalnya, di kampus saya ada Waikato Boardgaming Club bagi
mahasiswa yang suka main boardgame, Waitaiko untuk mahasiswa yang
berminat belajar seni Taiko Jepang, Kendo Club, dan berbagai organisasi
lainnya. Di University of Waikato, saya merasa sangat menikmati
kehidupan sebagai mahasiswa program master dengan dukungan dan fasilitas
yang baik, dan memiliki kesempatan untuk membangun jaringan
professional life melalui WaiGIS community. Menikmati waktu senggang
dengan berpartisipasi di Boardgaming Club, walau terkadang saya juga
merasakan homesick (kangen kampung halaman) ketika lelah dengan kejaran
deadline tugas kuliah.
Saya percaya kuliah di luar negeri merupakan
investasi waktu yang berharga bagi saya dan mudah-mudahan juga bagi
orang di sekitar saya. Saya yakin Indonesia membutuhkan banyak pemimpin
yang berwawasan luas, dan kuliah di luar negeri adalah salah satu cara
untuk menambah wawasan dan jaringan kita dalam mempersiapkan diri
menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Jangan khawatir soal
finansial, ada begitu banyak beasiswa yang diberikan oleh pemerintah
Indonesia maupun pemerintah negara asing. Perkuat kemampuan Bahasa
Inggris dan keilmuan, insyaAllah beasiswa apa pun bisa diraih!
Sumber : hotcourses
====================================================
Punya mimpi kuliah ke luar negeri? Baca "Jurus Kuliah ke Luar Negeri"
(JKLN). Setelah baca buku ini, kamu PASTI bisa kuliah ke luar negeri.
Dijamin 100%. Kontak SMS/WA 0813 9095 7172
Tidak ada komentar:
Posting Komentar