Tuesday, December 20, 2011

Berubah atau Menjadi Barang Rongsokan

by. Jamil Azzaini

1.  Hidup artinya berubah, berubah artinya menjadi dewasa, yang artinya membentuk diri tiada akhir (Henry Bergson)

Tafsirku: Tahun 2011 sebentar lagi berakhir. Cobalah duduk sejenak kemudian renungkan apa perubahan dalam hidup Anda yang sudah terjadi. Bandingkanlah kehidupan Anda dengan awal 2011. Apa perubahan-perubahan yang sudah Anda lakukan?

Waspadalah bila kehidupan Anda sama dengan awal tahun. Itu pertanda Anda tidak berubah dan bertumbuh. Ingatlah, setiap yang tidak berubah pada hakikatnya sudah menjadi barang rongsokan yang tidak laku.

Sebagai contoh, mungkin sebagian Anda mengenal pager, sebuah alat komunikasi satu arah khusus untuk menerima pesan secara mobile. Pager pernah sangat populer. Tapi sekarang produk itu sudah tak ada, sudah menjadi barang rongsokan, perannya sudah digantikan oleh hand phone yang bisa menjalin komunikasi mobile dua arah.

2. Hidup paling berat saat kita tidak memiliki beban apa-apa yang perlu kita pikul (Paul C. Mason)

Tafsirku: Banyak orang yang menghindar ketika ada tantangan baru. Mereka takut beban hidupnya bertambah bila mengambil tantangan itu. Mereka menganggap menghindari tugas dan tantangan baru itu akan meringankan hidup.

Padahal, bila Anda sering menghindar dari pekerjaan-pekerjaan yang menantang kehidupan Anda justeru akan semakin berat. Mengapa? Karena orang lain bertumbuh mampu mengikuti perkembangan zaman, sementara Anda diam di tempat. Anda tertinggal tetapi Anda tak sadar.

Ayo berkomitmenlah pada tahun 2012 melakukan banyak perubahan. Bersedia belajar hal-hal yang baru. Rela menginvestasikan dana untuk meningkatkan kualitas diri dan keahlian. Berani mengambil pekerjaan-pekerjaan yang menantang.

Bila Anda tak mau berubah, nasib Anda akan sama dengan pager atau produk-produk lain yang tak mau berubah. Anda akan menjadi barang rongsokan yang bernilai rendah dan dicampakkan di tempat sampah.
Ciri hidup itu adalah berubah dan bertumbuh. Jadi bila Anda hanya diam dan tak berubah, sesungguhnya Anda telah mati…

Trauma

by. Jamil Azzaini

Pria ini mengalami trauma setiap kali menjelang tidur. Ia selalu khawatir di bawah tempat tidurnya ada makhluk yang menyeramkan. Hampir setiap malam ia susah tidur. Akibatnya, siang hari ia mudah letih dan staminanya tidak terlalu prima. Wajahnyapun terlihat kuyu dan lesu.

Akhirnya ia berkonsultasi kepada seorang ahli yang bisa menyembuhkan trauma, seorang konsultan hypnoterapi. Anehnya, setelah berbulan-bulan berbagai metode dan cara dilakukan tidak juga menunjukkan hasil. Pria ini masih saja susah tidur bahkan semakin hari semakin parah. Akhirnya, dia menyerah dan berhenti berobat.

Selang beberapa bulan kemudian, si konsultan hypnoterapi berjumpa dengannya di sebuah pusat perbelanjaan. Surprise! Mantan pasiennya ini tampak ceria, wajahnya juga cerah dan penuh semangat. Sang konsultan pun bertanya, “Kamu kelihatan hebat, bagaimana dengan traumanya, sudah sembuh?” Dengan cepat dia menjawab, “Sudah pak, sekarang saya sudah bisa tidur nyenyak.”

Sang konsultan bertanya lagi, “Apakah kamu menggunakan metoda yang saya ajarkan?”
“Tidak sama sekali. saya berkonsultasi dengan bapak saya dari kampung. Tidak perlu berkonsultasi berbulan-bulan, satu kali berkonsultasi langsung sembuh,” jawabnya mantap.

“Penyakit trauma kamu sudah akut tidak mungkin satu kali terapi sembuh,” balas sang ahli hypnoterapi.
Sambil tersenyum mantan pasiennya itu menjawab, “Buktinya saya sembuh, pak.”

“Jadi, ketika saya mengeluh bahwa saya trauma setiap kali mau tidur, bapak saya bertanya, memangnya apa yang kamu keluhankan? Sayapun menjelaskan bahwa saya selalu merasa seolah-olah ada makhluk mengerikan di kolong tempat tidur. Mendengar penjelasan tersebut tanpa berkata-kata beliau langsung masuk kamar saya dan memotong kayu kaki tempat tidur. Sekarang tempat tidur saya menempel di lantai. Sejak saat itulah saya bisa tidur nyenyak…”

Salam SuksesMulia!

Wednesday, December 14, 2011

Suara Hati Seorang Ibu

Sahabat, ini adalah petikan suara hati seorang umi. Umi adalah nama lain dari ibu.  Taukah sahabat? mungkin suara hati ini tidak cuman suara hati perseorangan, namun mungkin ini juga merupakan suara hati ibu kita. Ibu dari ibu-ibu yang ada di permukaan bumi ini. Selamat menyimak.


Anakku yang ku kasihi…
Tanpa disadari oleh kita masa berlalu terlalu cepat dan kau yang ketika dulu masih kecil, manja dalam pelukan umi, kini telah menjadi gadis remaja dan telah mula belajar arti kehidupan. Zaman yang kau lalui dan alami kini adalah zaman yang penuh pancaroba, penuh dugaan dan cobaan. Cobaan yang sering mengganggu iman dan hatimu, perasaan dan nafsumu, kewibawaan dan tugas-tugasmu. Ketika inilah kau, kau ingin merasakan semua keadaan, semua kenikmatan hidup. Kau ingin menjadi manusia yang dipuja dan disanjung banyak orang.Kau ingin disayangi dan menyayangi.



Anakku sayang,
Jika tiada iman, niscaya lunturlah segala kekuatan, hancurlah segala kebaikan. Oleh itu, umi berpesan agar engkau berhati-hati dalam berfikir dan bertindak, batasilah kehendakmu dengan rasa takut pada Allah karena tidak ada orang yang tidak dicatat amal dosanya, tidak ada orang yang dikecualikan, termasuk kau. Pernah seorang soleh berkata,”seorang remaja jika dapat melalui cobaan hidupnya dengan baik, tenang dan penuh kebaikan, mampu menolak kehendak-kehendak nafsu, maka percayalah dia manusia yang paling sukses selama hidupnya. Manakala seorang pemuda yang gagal menggunakan masa remajanya untuk mencari kebaikan, rugilah ia dan celakalah hidupnya esok dan yang akan datang”.

Wednesday, December 7, 2011

Keluarlah...

by. Jamil Azzaini

Saya ingin bercerita sedikit tentang kutu anjing atau pinjal. Dia ini binatang yang hebat karena bisa melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Tentunya itu jauh lebih tinggi daripada kemampuan melompat anjing, “induk semang” tempat dimana ia menumpang hidup.

Suatu saat anak pinjal bertanya kepada ibunya, “Mama, anjing itu seperti apa, ya?” Sang ibu menjawab, “Kita sekarang sedang berada di atasnya, nak..”

“Lho, kok saya tidak tahu kalau kita berada di atasnya?” kata anak si kutu anjing tersebut. Tiba-tiba ibu si kutu anjing itu menendangnya dan terlemparlah ia dari tubuh anjing yang menjadi “induk semangnya”. Begitu terjatuh barulah ia menyadari bahwa anjing itu ukurannya sangat besar. Bahkan anak kutu jadi tahu, ternyata anjing sangat ditakuti oleh kucing.

Sunday, December 4, 2011

Jadikan Pekarjaan Sebagai Hobi

by. Jamil Azzaini

Ketika Anda mengisi biodata pribadi kemudian ada pertanyaan “Hobi”, apa yang Anda isi? Kalau saya menulis hobi saya memberikan training, mengkader orang, menulis dan berbisnis. Bagi saya hobi atau kesenangan itu harus dilakukan setiap hari. Dengan melakukan hobi setiap hari hidup akan terasa lebih indah.

Tetapi sayang ada orang yang mengatakan, “Dulu saya memiliki hobi, akan tetapi sekarang sudah terlalu tua untuk melakukannya.”  Ada yang lain berujar, “Hobi hanyalah untuk anak-anak.”  Yang lebih menyedihkan adalah mereka yang berkomentar, “Bagaimana menjalankan hobi saya, pekerjaan akhir tahun sedang numpuk begini..”

Ternyata banyak orang yang tidak bisa menjalankan hobinya, banyak orang yang tidak mau menyenangkan dirinya. Hidup yang sebentar ini mari kita nikmati. Salah satunya dengan cara menjalankan hobi setiap hari. Agar hidup Anda tidak berantakan, jadikan hobi Anda juga menghasilkan sesuatu.

Dendam, Sampah Hati Pengubur Solusi

Saya adalah pendatang disuatu daerah. Dipasar kota tersebut, saya membuka membuka usaha kecil-kecilan. Berupa penyewaan play station ( PS ) dan rental VCD. Di depan toko ada tukang parkir. Selain tukang parkir dia adalah preman pasar. Preman ini sering berulah di depan toko saya. Sehingga ini membuat pelanggan saya menjadi kurang nyaman. Geram rasanya jika karena ulahnya pelanggan saya pergi. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Mungkin karena saya pendatang sehingga dia berulah demikian.


Meski begitu, preman pasar ini sudah beberapa kali meminjam play station ketempat saya, dan dia mengembalikan tepat waktu, dan saya selalu memberikan special discount kepadanya karena terpaksa.

Suatu malam, tepatnya pukul 12 malam preman ini berjalan -jalan dilorong gang menuju rumah saya. Preman itu jalan sempoyongan sambil mengomel. Saat di depan rumah dia memanggil-manggil nama saya dengan sangat tidak sopan. Ingin rasanya saya tonjok hidungnya. Sayapun keluar, penampilan preman malam itu sangat semrawut, kepalanya sedang diperban yang terlihat berdarah, sambil membawa kampak. Dia terlihat dalam emosi yang tinggi. Dan dia pun meninju berulang kali ke arahku. Namun bisa kuhindari. Pikir saya, buat apa berurusan dengan preman ini, daripada kedepan timbul masalah, mending saya tenangkan dia.

Thursday, December 1, 2011

Fokus dan Nikmati Pekerjaanmu

by. Andrie Wongso
 

Alkisah, ada seorang pianis yang sangat piawai memainkan tuts pianonya. Dia telah memenangi banyak kejuaraan dan telah menjalani pertunjukan di berbagai tempat. Tidak peduli penonton yang menyaksikan pertunjukkannya banyak atau sedikit, ataupun dia berhasil memenangkan pertadingan atau tidak, saat bermain piano, wajahnya tampak selalu berseri-seri, enjoy, seakan di sanalah letak segala kebahagiaannya.

Pada suatu hari, saat reuni dengan teman-teman lamanya, seorang sahabat bertanya kepadanya, "Kami perhatikan, saat bermain piano, kamu terlihat begitu senang dan bahagia. Sepertinya tidak ada kesusahan sama sekali!"

"Lho, hidup memang seharusnya dihadapi dengan senang kan?" jawabnya si pianis sambil tersenyum. Lalu ua melanjutkan, "Yah, kalian tahu kan bagaimana masa remajaku dulu. Begitu banyak hobi dan aktivitas yang aku geluti. Mulai dari menggambar, bermain musik, juga berbagai cabang olah raga. Ambisiku satu, yaitu ingin selalu menjadi juara di setiap lomba. Aku rajin berlatih dan berusaha, tetapi karena begitu banyak kegiatan, akhirnya tidak mampu berprestasi secara maksimal dan gagal. Kegagalan-kegagalan itu membuatku kecewa, marah, sedih, dan frustasi pada diri sendiri. Aku pun mulai malas-malasan dan kehilangan motivasi sehingga pelajaran di sekolah pun ikut jatuh."